Postingan

Diunggulkan

Kenangan Degradasi

Gambar
  31 DESEMBER 2023, Tanggal terakhir aku menulis di blog ini. Sudah hampir 2 tahun aku tidak menulis di sini. Tapi, aku sering membuka; semua tulisan dan kesedihan yang aku lampirkan di blog ini. Blog ini adalah aku; pada versi yang tidak aku inginkan, tapi aku rindukan. Blog ini akan menyimpan semua tulisan, pikiran, dan keburukan yang aku miliki. Ah, ini pembukaan yang buruk setelah 2 tahun. Hey, diriku yang dulu, kamu aneh. Kamu aneh karena aku sulit memahamimu sekarang. Aku mengagumi semua tulisanmu, pemikiranmu dan pesimisme mu itu. Itu terasa ganjil, dekat, dan menyatu. Tapi aku tidak bisa menemukannya. Mungkin, aku yang sekarang sudah berbeda dengan yang dulu. Dalam artian yang sangat buruk. Sekarang, aku sibuk bekerja. Waktuku habis memikirkan pekerjaan dan membagi waktu, hingga tidak ada waktu untuk diriku sendiri; dalam berpikir dan mengenal. Aku kehilangan waktu dan kemampuan untuk mengenali apa yang aku suka, apa yang ingin aku lakukan, apa yang mau aku capai. Semua ter...

Book Review - Ronggeng Dukuh Paruk

Gambar
  "Merugilah orang yang mengabaikan tiga perkara teras kehidupan. Yakni terampil, keutamaan, dan kepandaian. Bila tri perkara ini ditinggalkan, punahlah citra keutamaan manusia. Dia tidak lebih utama daripada daun jati kering; melarat, mengemis, dan menggelandang." p-198. Ini adalah buku pertamanya Ahmad Tohari yang kubaca. Di awal, aku merasa biasa aja sama setting desa kecil yang miskin dan terisolasi ini. Tapi semakin lama rasanya ngena banget. Ceritanya tentang Srintil, gadis cilik yang ditakdirkan jadi ronggeng di Dukuh Paruk, dan Rasus, teman masa kecilnya yang jatuh cinta tapi akhirnya pergi karena gak tahan liat Srintil "dijual" demi tradisi desa. Buku ini terdiri dari trilogi yang sudah dijadikan satu. Alur maju mundur antara masa kecil, kejadian tempe bongkrek hingga konflik tuduhan 1965. Membahas dan mengambil cerita kehidupan "desa bawah" di Jawa, penuh kemiskinan, kebodohan, dan bagaimana tradisi ronggeng jadi simbol identitas tapi juga penind...

1...2...3... Degradasi Baru

Gambar
  TAHUN ini tidak begitu baik, dibanding tahun sebelumnya, ini cukup buruk; tidak seburuk itu, tapi bukan sesuatu yang aku harapkan. Menjadi lebih baik butuh proses dan konsistensi, tapi aku hanya sebatas motivasi. Tahun ini aneh; degradasi...dalam bentuk lain...DATANG. Aku tidak mau mengkritik diriku sendiri, tapi, blog ini memang dibuat untuk mengkritik dan menghina diriku sendiri dalam cara paling halus, sinis, dan menusuk. Aku tidak berani membaca kembali tulisanku, karena di sana; terpampang diriku yang lalu, menatapku yang sekarang, dan siap menujamku kapan saja. Tulisanku emosional, karena di sinilah aku bisa berlaku emosional; di blog tersembunyi yang tidak aku sembunyikan. Di sinilah aku bisa bercerita dengan majas dan perumpamaan aneh; menolak realitas teoritis kaku dan kaidah akademik sakral. Di sinilah aku bisa menuliskan apa yang aku pikirkan, rasakan dan inginkan dengan bebas. Lebih bebas dibanding diriku di dunia nyata. Tahun ini tidak begitu baik, tapi cukup menyena...

Life Update

Gambar
  TIBA-tiba, aku teringat tentang blog ini; blog tempat aku menulis segala perasaan yang aku rasakan sebelumnya. Masa dimana aku memandang dunia dalam botol tertutup; masa dimana aku membenci kehidupan, seperti aku membenci kematian. Aku digiring? Aku dibujuk? Atau... aku tersadar? Ah, yang manapun itu, aku sekarang tahu kemana aku harus berpulang. Tempat dimana aku harus menulis, atau melampiaskan emosi. Mungkin, beberapa waktu belakangan ini aku lama tidak menulis; juga membaca. Di sisi lain, aku fokus pada hal baru, yaitu berolahraga. Mungkin, ini sebuah pelarian, atau mungkin sebuah update dari versi hidupku sebelumnya. Yang manapun itu, aku merasa lebih baik saat ada tempat atau sesuatu untuk dilakukan. Aku tetap hidup, sama seperti tiap tulisan di blog ini. Hidup dengan atau tanpa harapan. Aku tidak peduli apakah aku hidup hanya bernapas atau harus bermanfaat.  Yang terpenting, aku hidup. Dan aku menyukainya.

Waktu Untuk Diri Sendiri

Gambar
SUDAH lama aku tidak menulis apapun di sini, hari ini, karena aku membaca sebuah buku, aku jadi memikirkan sesuatu. Dan kurasa, aku ingin segera menuliskannya sebelum lupa. Aku membaca sebuah kalimat yang kira-kira seperti ini, "aku percaya bahwa waktu sendirianmu akan memberimu banyak hadiah. Ia akan memberi tahu dirimu apa yang lebih kau inginkan dan butuhkan dalam hidup." Kalimat yang cukup dalam buatku. Aku jadi ingat sekitar 1 tahun lalu, saat aku di posisi sendirian; benar-benar merasa sendirian. Aku memberikan waktu diriku sendirian lebih dari 2 tahun. 2 tahun yang rasanya cukup hampa, tidak tahu apa-apa dan tidak ingin melakukan apa-apa. Tapi, sekarang aku mulai sadar,  2 tahun itu memberikan banyak perubahan untukku di masa sekarang. Aku tahu apa yang aku inginkan, aku tahu apa yang harus aku capai; dan yang terpenting, aku tahu siapa diriku sendiri. Di sini, aku tidak berniat untuk menyombongkan diri; apa gunanya menyombongkan kesendirian? Menurutku, ala...

Book Review - Jika Kucing Lenyap Dari Dunia

Gambar
  Gimana kalau mau mati, tapi diberi kesempatan untuk terus hidup dengan menghilangkan 1 benda untuk 1 hari? Mungkin bakal dengan senang hati menerima tawaran itu. Pertama, bagaimana kalau kita hilangkan telepon? Mungkin dunia menjadi lebih bahagia, percakapan bisa berlangsung menyenangkan. Namun bagaimana jika kita mau janjian? Menjadwalkan sesuatu? Bukankah itu kurang praktis? Berikutnya, mari kita hilangkan film. Bagi para pecinta film, ini buruk sekali. Mungkin kenangan masa lalu tentang film yang pernah ditonton dengan orang berharga menghilang, film dengan banyak kenangan lenyap. Oke, kita hilangkan saja jam. Waktu hanya dikenali dengan pagi, siang, sore, malam. Kenapa manusia begitu ribet hingga memberi detail waktu? Kenapa pula harus bangun jam 7 dan tidur jam 9? Yasudah, mari kita hilangkan kucing. Ah, tidak! Kucing —makhluk berbulu yang sudah menjaga manusia selama ini, menghisap kesedihan manusia, meongan yang menyenangkan. Baiklah, menyerah. Mari hilangkan saja diriku s...

Book Review - Gila Baca Ala Ulama

Gambar
  Membaca karya para Ulama terkhusus mutaqoddimin, membuka banyak wawasan. Tidak hanya satu bidang, bahkan banyak dari mereka menguasai banyak bidang dan diakui di kalangan para ulama. Pas lihat lemari dan lihat buku ini, aku merasa perlu baca buku ini lagi. Karena gak akan bisa ambil semua faedahnya hanya 1-2 kali baca. Apalagi, buku ini bikin aku merasa malu. Kadang karena cape atau bahkan malas, enggan baca buku ataupun seminimalnya belajar dengan cara lain. Padahal kebutuhan dan teknologi sudah memudahkan. Refleksi diri pas baca buku ini. Mereka (para ulama mutaqoddimin) raihlah dalam pencarian ilmu bukan hanya 1-2 tahun. Bukan hanya antar provinsi yang sekarang bisa naik transportasi yang mudah. Tapi antar negara, barat ke timur, dengan berjalan kaki atau menunggang keledai. Pun saat membaca buku, bukan hanya membaca, mereka merangkum, menambahkan, mempelajari dan mendalami tiap buku demi ilmu. Bahkan ada sebuah kisah menarik dari Imam Muhammad ibn Ya'qub Fairuz, dimana beliau...

Book Review - The Borrowed

Gambar
  "...hanya dengan berkhianat mereka mendapatkan hasil terbaik." —p.168 Buku keduanya Chan Ho-Kei yang kubaca setelah Second Sister. Serius dah, awalnya aku merasa aneh sama ceritanya karena pakai alur mundur. Tapi semakin lama rasanya menarik banget. Ceritanya tentang detektif Superintenden Kwan Chun-Dok, yang dapat julukan "Si Mata Surga". Karena bisa menilai pelaku hanya dari cara berjalannya aja. Karena pakai alur mundur, kukira tokoh utama di awal cerita itu Sonny Lok —murid dari Kwan Chun-Dok, dan si superintenden ini sekarat dan hanya bisa terbaring koma. Ternyata alurnya mundur dan menceritakan pencapaian Kwan Chun-Dok di masa lalu. Oh iya, sama seperti Second Sister, ini membahas kehidupan "kota bawah" di Hong Kong. Bedanya, Second Sister fokus pada "keburukan manusia", sedangkan The Borrowed ini fokus ke "keburukan polisi" di tahun revolusi dan perlawanan pada Inggris. Aku sampe bayangin kalau buku ini ditulis penulis lokal da...

Untuk Apa Aku Menulis?

Gambar
  Aku menulis untuk diriku. Terlepas dari kata yang tercekat, buku yang membeku dengan tiap kata yang mulai berdebu. Anganku terlepas, melambung melampaui dialektika yang enggan masuk dalam tiap kata. Akankah ini berakhir sederhana? Pikiranku diam, tanganku berbekas; bekas keheningan dengan waktu yang berdiam. Sejak kapan aku mulai menulis? Mungkin ini berawal dari Bengawan Solo yang mengalir deras, mengapungkan sampan dengan cerita; atau berawal dari air mata hafalan perkalian waktu kecil yang enggan masuk dalam kepala. Aku menulis untuk diriku! Aku berharap semua kalimat tanpa struktur menggambarkan bentuk abstrak tanpa kedalaman makna. Berawal dari mata dan dirasa pada tiap frasa. Ah, anganku mengembara! Jadi, untuk siapa aku menulis? Hati kecilku mengingat banyak orang, aforisme mengembang menilai kebenaran. Ingatan dahulu tertelan bersama pusaran Bengawan Solo menyingkirkan rasa sakit —menenggelamkan ingatan dan rasa yang ditangisi. Rasanya, aku tidak bisa mendeskripsikan fakt...

Hening yang didengar

Gambar
  Aku punya kebiasaan untuk membalas cepat pesan yang masuk. Ini karena pikiran adalah sesuatu yang dinamis, tidak bisa muncul secara tepat saat retrieval terjadi. Dari sini aku merasa sebuah perasaan tidak nyaman. Entah sejak kapan, aku tidak nyaman saat mendapat balasan yang berjeda saat pembicaraan atau membalas pesan. Ada sebuah keheningan;kekosongan yang menyiksa. Kadang kosong dan hening ini menjadi sebab salah paham, “apa dia tersinggung?” atau “apa aku salah ucap?” Spekulasi seperti itu sering terjadi. Unik, bukan? Dunia ini langka, dimana keheningan bisa menyiksa. Dan keheningan bisa didengar.

Damai Dalam Hati

Gambar
  SAAT kau membenci seseorang, rasa sakit hatimu akan lebih besar daripada orang yang kau benci. Ini terjadi karena kau memperhatikannya dan perasaan benci itu muncul tiap kali kau melihatnya. Konsep "benci" dan "suka" adalah sesuatu yang abstrak, jadi ini sulit didefinisikan. Orang yang dibenci mungkin akan merasa canggung atau tidak enak, tapi dia tidak sampai pada atensi lebih tinggi kepada yang membencinya. Dia tidak akan peduli dan tidak mengawasi orang lain. Jadi perasaan tidak enak yang dia rasakan masih terkontrol dengan baik. Lantas, mengapa masih membenci seseorang? Jika kupikir-pikir, aku termasuk orang yang beberapa kali dibenci, tapi aku tidak ingat aku pernah membenci seseorang. Mungkin karena sifatku yang hampir tidak peduli dengan keadaan sekitar dan asal menerima setiap keputusan atau perlakuan. Kadang aku merasa seperti dimanfaatkan, tapi entah kenapa aku tidak memiliki perasaan pribadi kepada orang lain karena hal semacam itu. Hati yang tenang mem...

Lakukan Apa yang Kau Sukai

Gambar
  RASA senang membuat kita bertahan. Perasaan memiliki andil paling besar dalam melakukan sesuatu. Aku menyadari ini dan semakin mengetahui, jika aku tidak ingin terbebani dan bisa terus fokus, aku harus melakukan sesuatu dengan perasaan senang. Perasaan itu juga menjadi sebuah jembatan dengan masa depan. Entah kenapa aku berpikir seperti itu. Seseorang yang melakukan sesuatu tanpa merasa senang cenderung melihat ke belakang, menyesali perbuatannya dan mengandai-andaikan sesuatu yang sebaliknya. "andai saja aku seperti ini", ini tidak lain muncul karena angan-angan setelah disakiti oleh kenyataan. Sejauh apa perasaan senang itu bertahan? Mungkin di awal waktu perasaan itu memuncak, tapi menurun seiring perasaan terbiasa itu muncul. Kupikir, ini bisa terjadi saat kau sudah tidak merasakan kesenangan. Dengan kata lain, kau tidak melakukan sesuatu sesuai minatmu, tapi mengikuti arus sekitarmu. Saat sekitar kita menyukai sesuatu, kita tertarik untuk mencobanya sekadar ikut-ikutan...

Viola

Gambar
  Apa perpisahan adalah sebuah akhir? Kupikir itu memang benar. Diakui atau tidak, perpisahan membuat hubungan menghilang begitu saja layaknya tak pernah terjadi. Tapi itu bisa menjadi sebuah pelajaran berharga untuk hubungan selanjutnya. Aku mengerti bagaimana rasanya ditinggalkan dan berada di posisi yang menyiksa selama beberapa tahun, dan aku tidak mau memikirkan tentang itu lagi, karena aku sudah memutuskan untuk memulai sesuatu yang baru. Tidak apa, jika masa lalu penuh luka dan kesalahan. Namun yang terpenting adalah tetap bangkit dan tersenyum. Menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dengan orang-orang yang masih berada di sisiku. Bukankah menarik, saat aku akan meninggalkan dunia, aku akan berpikir bahwa hidupku menyenangkan dan bermakna.

Aku Untuknya

Gambar
  Aku tidak mau menyakiti orang lain. Terutama seorang yang kuanggap berharga. Terkadang aku sangat egois; atau mungkin aku memang selalu egois, memaksa pasanganku untuk memaklumiku dan menyesuaikan emosinya. Aku tahu, dia melakukan itu karena menyayangiku, tapi itu berarti dia harus terus menekan emosinya. Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Apa aku bisa menahan sikap semacam itu?  Semakin aku membayangkan aku merasa semakin muak atas diriku sendiri. Aku berpikir tentang arti "menyayangi". Semakin aku melihat dirinya semakin aku malu atas diriku sendiri. Anggapan untuk ingin dicintai adalah egoisme terbesar, kira-kira seperti itu kata Nietzche. Tapi egoisme semacam itu malah tetap kupertahankan. Aku ingin belajar menyayangi seseorang jauh lebih baik lagi. Aku berharap, aku tidak mengalami hal yang sama.

Book Review - Bambu Biru: dan Kisah Fantasi Lainnya

Gambar
  BICARA tentang novelis Asia Timur pasca perang, nama Dazai akan keluar sebagai salah satu novelis yang "aneh". Kepopuleran karyanya terjadi hampir setengah abad setelah kematiannya. Salah satu karyanya adalah buku ini; Bambu Biru dan Kisah Fantasi Lainnya. Ada 4 cerita pendek karya Dazai dengan sudut pandang yang berbeda. Cerita pertama berjudul Peri Krisan, tentang seorang laki-laki egois yang menyukai bunga Krisan, nyaman hidup dalam keagungan dari kemiskinan. Mungkin cerita favoritku ada di cerpen ketiga: Bambu Biru. Isekai versi lite (wkwk), dimana seorang laki-laki miskin, dengan istri yang cerewet serta menyusahkan, dan bagaimana laki-laki ini ingin menjadi gagak: bebas dan tidak perlu mendengar omongan orang lain. Bertemu gagak cantik utusan Dewa untuk melayaninya yang bernama Bambu Biru. Cerita fantasi tentang pelarian dari kehidupan, dan ingin menjalani kehidupan 'versi yang lain'. Mungkin benar, karya Dazai tidak akan membuat kita menangis atau terharu, ta...