Kenangan Degradasi
31 DESEMBER 2023,
Tanggal terakhir aku menulis di blog ini. Sudah hampir 2 tahun aku tidak menulis di sini. Tapi, aku sering membuka; semua tulisan dan kesedihan yang aku lampirkan di blog ini. Blog ini adalah aku; pada versi yang tidak aku inginkan, tapi aku rindukan. Blog ini akan menyimpan semua tulisan, pikiran, dan keburukan yang aku miliki. Ah, ini pembukaan yang buruk setelah 2 tahun.
Hey, diriku yang dulu, kamu aneh. Kamu aneh karena aku sulit memahamimu sekarang. Aku mengagumi semua tulisanmu, pemikiranmu dan pesimisme mu itu. Itu terasa ganjil, dekat, dan menyatu. Tapi aku tidak bisa menemukannya. Mungkin, aku yang sekarang sudah berbeda dengan yang dulu. Dalam artian yang sangat buruk.
Sekarang, aku sibuk bekerja. Waktuku habis memikirkan pekerjaan dan membagi waktu, hingga tidak ada waktu untuk diriku sendiri; dalam berpikir dan mengenal. Aku kehilangan waktu dan kemampuan untuk mengenali apa yang aku suka, apa yang ingin aku lakukan, apa yang mau aku capai. Semua terasa kosong, terasa buntu, terasa monoton. Mungkin, dulu juga begitu, tapi itu karena aku terdegradasi. Sekarang? Aku ada di atas, dan aku merasa kosong.
Aku juga sudah mengurangi buku bacaan, mulai sedikit buku yang aku baca. Mulai sedikit kalimat yang aku resapi; dan makin tumpul pikiranku. Aku merindukan diriku yang tidak takut akan apapun, yang tidak peduli pada semua anggapan orang. Aku akan mengutuk diriku sendiri dan tertawa dengan hal itu; ah itu lucu. Aku bisa tertawa dalam kehinaan.
Aku baru saja membaca buku Dazai, dan aku ditampar dan diingatkan lagi: perasaan yang indah membuat sastra menjadi buruk.
Ya, aku terlalu optimis, aku terlalu positif. Aku harus menumbuhkan negativisme itu lagi, agar menjalar ke pikiranku, tubuhku, jiwaku, dan ketikanku. Aku ingin dengan lugas menghina diriku sendiri. Bukan karena aku ingin terdegradasi lagi, tapi karena aku ingin bangkit lebih jauh lagi.
Saat kamu jatuh, kamu akan bangkit jauh lebih baik dari sebelumnya.
Jadi, kurasa, jika aku merasa optimisme ku sudah membosankan, mungkin aku harus jatuh lagi; kedua kalinya.
Agar aku bisa membenci diriku lagi,
Dan mencintai diriku lagi.