Book Review - Bambu Biru: dan Kisah Fantasi Lainnya

 


BICARA tentang novelis Asia Timur pasca perang, nama Dazai akan keluar sebagai salah satu novelis yang "aneh". Kepopuleran karyanya terjadi hampir setengah abad setelah kematiannya. Salah satu karyanya adalah buku ini; Bambu Biru dan Kisah Fantasi Lainnya.

Ada 4 cerita pendek karya Dazai dengan sudut pandang yang berbeda. Cerita pertama berjudul Peri Krisan, tentang seorang laki-laki egois yang menyukai bunga Krisan, nyaman hidup dalam keagungan dari kemiskinan.

Mungkin cerita favoritku ada di cerpen ketiga: Bambu Biru. Isekai versi lite (wkwk), dimana seorang laki-laki miskin, dengan istri yang cerewet serta menyusahkan, dan bagaimana laki-laki ini ingin menjadi gagak: bebas dan tidak perlu mendengar omongan orang lain. Bertemu gagak cantik utusan Dewa untuk melayaninya yang bernama Bambu Biru. Cerita fantasi tentang pelarian dari kehidupan, dan ingin menjalani kehidupan 'versi yang lain'.

Mungkin benar, karya Dazai tidak akan membuat kita menangis atau terharu, tapi membuat termenung, diam, berspekulasi atas semua cerita yang Dazai bawa. Bahkan saat aku selesai membaca karyanya dan berpikir sudah memahami maksudnya, selalu terbesit pikiran, "apa ini memang yang dimaksud Dazai?"

Aku sering merekomendasikan buku karya Dazai, karena memang kurasa ini menarik untuk dibaca. Tapi, kenapa orang harus membaca buku yang mengerikan? Jawabannya, tentu harusnya tidak... tidak jika kita enggan memahami kegelapan dalam hati manusia itu.

"...di dunia begini, di mana orang-orang kurang ajar, tak bermoral dan berhati keji sajalah yang menuai kemakmuran."

Mungkin, karya Dazai cocok untuk frasa, "filosofi pendiam."

Postingan populer dari blog ini

Viola

Untuk Apa Aku Menulis?

Book Review - The Borrowed